Majas

Majas adalah salah satu bentuk gaya bahasa yang digunakan dalam kalimat agar semakin hidup dan menarik. Umumnya majas digunakan dalam penulisan karya sastra, baik lisan maupun tulisan. Konon penggunaan majas sudah digunakan pada era Yunani Kuno. Tujuan penggunaannya ialah untuk membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut karena akan memberikan kesan yang lebih emosional.

Agar semakin memahami tentang apa itu majas, apa saja jenis-jenis majas, serta seperti apa contoh-contoh penggunaan majas, berikut penjelasannya.

Jenis-Jenis Majas
Adapun jenis-jenis majas antara lain sebagai berikut.

Majas perbandingan
Majas perbandingan ini cukup banyak muncul di pelajaran sekolah, lho. Majas perbandingan adalah majas yang membandingkan atau menyandingkan antara satu objek dengan objek lainnya. Ada pun majas yang termasuk ke dalam majas perbandingan, antara lain:

Personifikasi
Majas personifikasi membandingkan manusia dan benda mati. Gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia.

Contoh:

– Laut yang biru seakan menatapku dalam keheningan.

– Angin berbisik di telingaku.

Metafora
Majas metafora adalah majas yang menggunakan perbandingan dua objek berbeda, namun memiliki kemiripan. Contoh majas metafora:

Perusahaan itu bangkrut karena ulah tikus berdasi.
Jangan sembarangan, kabarnya Agung Sejati itu keturunan darah biru.

Hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara melebih-lebihkan suatu objek, bahkan dengan permisalan yang tidak masuk akal.

Contoh Majas Hiperbola

Yasmin tidak berkutik ketika mendengar amarah ayahnya yang menggelegar.
Kata-katanya begitu menusuk hati.

Simile
Majas simile merupakan majas yang menggambarkan suatu keadaan dengan membanding-bandingkan suatu hal dengan hal lainnya. Pada hakekatnya hal tersebut berbeda namun sengaja untuk dipersamakan. Secara bahas, simile artinya seperti atau umpama. Majas jenis ini biasanya menggunakan kata-kata seperti, ibarat, umpama, bak, laksana, serupa dan lain-lain. Contohnya:
Seperti air di daun talas
wajahnya bagaikan bulan kesiangan.

alegori
Majas alegori adalah majas yang dibuat untuk membandingkan dua objek dengan menggunakan kata kiasan.

Contoh:

hidup adalah roda yang selalu berputar
Alquran adalah rambu yang dapat memandu kita ke hadirat Ilahi Rabbi.

Eufemisme
Majas eufemisme adalah gaya bahasa yang digunakan dengan cara mengganti kata-kata yang dianggap kurang etis diucapkan dengan kata-kata yang lebih halus yang bermakna sepadan.

Contoh Majas Eufemisme

Orang tuna netra memiliki hak yang sama dengan orang orang lainnya. (Tuna netra = buta).
Jika malas berusaha dan bekerja, kamu bisa menjadi tuna wisma. (Tuna wisma = gelandangan).
Asosiasi
Gaya bahasa perbandingan dalam majas asosiasi digunakan untuk menyampaikan perasaan atau emosi dengan suatu objek, simbol, atau situasi yang berbeda.

Contoh:

– Langit yang biru mengingatkan aku pada kenangan indah masa kecil.

– Bunga mawar merah mengingatkan aku pada cinta yang dahulu.

Antonomasia
Majas antonomasia biasanya digunakan dengan nama atau gelar yang secara umum mewakili seseorang atau sesuatu yang lebih spesifik. Majas ini sering digunakan untuk menyampaikan suatu ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks.

Contoh:

– “Bapak Proklamator” mengacu pada Bung Karno sebagai proklamator kemerdekaan Indonesia.

– “Guru Besar” mengacu pada seseorang yang diakui sebagai ahli dalam bidang tertentu.

Apa yang kita dengar belum tentu apa yang kita lihat, karena audio dan visual jelas berbeda

2. Majas Pertentangan
Majas pertentangan bertujuan untuk menggambarkan dua hal yang bertentangan atau berkebalikan. Jenis majas ini sering digunakan tak hanya pada karya sastra, tetapi juga dalam percakapan sehari-hari. Macam-macam majas pertentangan, yaitu majas litotes, paradoks, oksimoron, kontradiksi interminus, anakronisme, dan antitesis.

Litotes
Majas Litotes adalah majas yang dibuat dengan tujuan untuk merendahkan diri atau merendahan hati. Majas ini berlawanan dengan majas hiperbola yang melebih-lebihkan sesuatu. Kalimat pada majas litotes biasanya mengecilkan atau menyempitkan keadaan tetapi tidak mewakili makna sebenarnya.

Contoh:

“Aku cuma bocah ingusan di devisi ini. (Padahal ia seorang senior).
Mari mampir ke gubuk kami pak!”
Anakronisme Majas anakronisme merupakan majas yang mengungkapkan sesuatu kejadian yang tidak sesuai dengan waktu kejadiannya. Biasanya majas ini digunakan untuk menceritakan sesuatu yang telah terjadi dengan menambahkan hal-hal yang belum ada waktu itu.
Contoh majas anakronisme:

Kalau saja para prajurit kerajaan Majapahit menggunakan senjata pistol, tentu akan beda cerita
Ternyata bandung bondowoso dan sangkuriang berteman di media social.
paradoks Majas paradoks menggunakan bahasa kiasan untuk membandingkan sesuatu yang berkebalikan. Contoh majas paradoks:
Sawah itu tetap subur meski kemarau sedang melanda daerah tersebut.
Dina selalu merasa kesepian meskipun tinggal di tengah keramaian kota.
Sinekdoke
Majas sinekdoke digunakan untuk menyamakan atau menyamarkan maksud sebenarnya dengan menggunakan kata atau frasa yang tidak sesuai dengan arti sesungguhnya atau dengan menyebut sesuatu yang sebenarnya bukan inti dari masalah yang dibicarakan. digunakan untuk menyampaikan ide atau perasaan secara implisit atau memberikan efek khusus dalam teks. Ciri khas majas sinekdoke adalah pada kata atau frasa dengan makna sebenarnya yang berbeda dari yang dimaksud.

Contoh:

– Kepala sekolah memuji murid-murid yang rajin (tetapi dia sendiri sering terlambat datang ke sekolah).

– Politisi itu berbicara tentang korupsi (tapi dia sendiri terlibat dalam skandal korupsi).

Antitesis Majas antitesis adalah majas yang menggunakan kata-kata yang berlawanan satu sama lainnya. Contoh majas antitesis:
tua muda, besar kecil, semuanya hadir di sini
bagi kami, menang kalah tak jadi masalah.
Kontradiksi Interminus
Majas kontradiksi interminus adalah gaya bahasa yang mengungkapkan penyangkalan terhadap pernyataan sebelumnya. Majas ini umumnya disertai dengan kata penghubung seperti; kecuali atau hanya saja.

Contoh Majas Kontradiksi Interminus

Seluruh saudaranya berprofesi sebagai guru, hanya dia saja yang bekerja sebagai pengusaha.
Lowongan kerja itu diperuntukkan bagi siapa saja termasuk bagi yang baru lulus, kecuali yang sudah menikah.
7. Oksimoron Oksimoron adalah majas yang menempatkan paradoks atau dua hal berlawanan dalam sebuah kalimat yang sama Contoh majas oksimoron:

Hal yang tetap dalam dunia adalah perubahan.
Pria tersebut telah merasakan pahit manisnya kehidupan.
8. Hiperbola Majas hiperbola adalah majas yang menggambarkan sesuatu dengan cara berlebih-lebihan baik jumlah, sifat, ukuran dan lain-lainnya. Tujuannya adalah untuk menambah kesan dan pengaruh dari kalimat tersebut. Contoh majas hiperbola;

Harga-harga sudah meroket
Mereka terkejut setengah mati.
3.  Majas Penegasan
Majas penegasan adalah majas yang dibuat untuk menegaskan dan mempengaruhi orang lain. Jenis majas yang termasuk ke dalam majas penegasan yaitu:

1.retorika Majas retorika adalah majas yang berbentuk kalimat tanya tetapi tidak memerlukan jawaban karena hanya digunakan sebagai penegasan saja. Contoh majas retorika:

Siapa yang tidak senang ketika tim yang dibelanya menang?
Siapa yang tidak ingin hidup bergelimang harta?
2. Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang dibuat untuk menegaskan kalimat dengan menambahkan keterangan penjelas pada pernyataan yang telah jelas.

Contoh:

Kita harus terus maju ke depan menyambut masa depan.
Siswa-siswi masuk ke dalam kelas pagi hari.
3. Tautologi
Majas tautologi adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang bersinonim untuk menegaskan sesuatu.

Contoh Majas Tautologi

Jadilah anak yang berbakti, taat, patuh, dan penurut kepada kedua orang tua.
Dalam kehidupan bermasyarakat, hendaknya hidup bersama dengan rukun, akur, dan berasudara.
4. Kiasmus Majas kiasmus adalah gaya bahasa yang berisikan perulangan sekaligus merupakan pembalikan susunan antara dua kata dalam satu kalimat. Contoh majas kiasmus sebagai berikut:.

Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang miskin mengaku dirinya kaya.
Sudah biasa dalam kehidupan sehari-hari, orang pandai ingin disebut bodoh, namun banyak orang bodoh mengaku pandai.
5. Aliterasi

Majas aliterasi digunakan untuk meningkatkan ritme, memperkuat perasaan, atau untuk memberikan efek khusus lainnya. Ciri khas yang tampak dalam majas aliterasi adalah pengulangan kata atau kalimat yang sama atau serupa dengan kata atau kalimat yang berdekatan.

Contoh:

– Si Siti tidur di atas selimut sutra yang sama.

– Bunga berguguran di bumi yang basah.

6. Paralelisme
Majas paralelisme adalah majas yang dibuat untuk menegaskan informasi dengan penggunaan kata yang dipakai berulang-ulang. Ini biasanya dipakai dalam puisi untuk mendefinisikan sesuatu yang dianggap penting untuk diulang-ulang. Pengulangan kata di awal kalimat disebut anafora sedangkan pengulangan kata di akhir kalimat disebut epifora.

Contoh:

Cinta itu adalah pengorbanan
Cinta itu tangis dan tawa.
7. Repetisi
Majas repetisi adalah majas yang dibuat untuk menegaskan dengan menggunakan pengulangan kata yang sama dalam satu kalimat.

Contoh:

Mereka yang ku sayang, mereka yang ku cinta, mereka yang rindu.
Dirimu yang kutunggu, dirimu yang kunanti, dirimu yang kuharap.
8. Klimaks
Majas klimaks adalah gaya bahasa yang menyebutkan lebih dari dua hal secara berurutan dari tingkatan paling rendah menuju tingkatan yang lebih tinggi.

Contoh Majas Klimaks

Acara ulang tahun Universitas dihadiri oleh mahasiswa, karyawan, dosen dan dihadiri oleh rektor.
Lomba diselenggarakan dari tingkat kabupaten, kota, provinsi, bahkan tingkat nasional.
4. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah kata-kata kiasan yang bertujuan untuk menyindir seseorang atau perilaku dan kondisi. Jenis majas yang termasuk ke dalam majas sindiran  yaitu:

1. Ironi

Kita menggunakan majas ironi untuk mengejek atau mengejutkan dengan mengungkapkan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau diinginkan. Pernyataan yang dibuat kelihatannya sesuai dengan konteks, tetapi sebenarnya bertolak belakang dengan apa yang dimaksudkan atau diharapkan.

Contoh:

– Santun sekali perilakunya, bertanya saja pakai teriak-teriak.

– Hari ini hujan deras sekali, benar-benar cocok untuk berenang.

2. Sinisme Majas sinisme digunakan dengan maksud menyindir atau mencemooh secara tidak langsung. Majas sinisme menggunakan ungkapan yang lebih kasar dibandingkan majas ironi. Contoh majas sinisme:

Bukankah kamu sudah pintar, mengapa harus terus bertanya kepadaku?
Kau harusnya sadar, orang tuamu kerja banting tulang tapi kau hanya bermalas-malasan.
3.  Sarkasme
Majas sarkasme adalah majas yang dibuat untuk menyindir, bedanya dengan majas ironi dan majas sinisme yaitu majas sarkasme sangat sarkastik. Sindiran dalam majas ini terdengar kasar dan tak jarang terdengar seperti orang menghujat.

Contoh:

Murid yang satu ini sangat bodoh, meski aku mengajarinya sampai mulutku berbusa, dia tidak akan paham.
Dasar sok tau! Gara-gara kecerobohan dan sifat sok taumu itu, hampir saja kita semua tersesat di dalam hutan rimba ini.
4. Satire
Majas Satire adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sindiran dengan menggunakan kata-kata kiasan seperti ironi, namun dengan cara yang keras seperti sarkasme.

Contoh Majas Satire

Nuranimu lagi tidur ya? Bisa-bisanya kau mengeroyoki temanmu di depan umum.
Syaraf otakmu sedang putus ya? Bisa-bisanya kau berpikir curang seperti itu!
5. inuendo Majas inuendo berupa sindiran yang diungkapkan dengan cara mengecilkan fakta sebenarnya. Contoh majas inuendo:

Kawanku memang cantik, hanya saja suka berbohong.
Dia berhasil naik jabatan tetapi hasil menyuap.

5. inuendo Majas inuendo berupa sindiran yang diungkapkan dengan cara mengecilkan fakta sebenarnya. Contoh majas inuendo:

Kawanku memang cantik, hanya saja suka berbohong.
Dia berhasil naik jabatan tetapi hasil menyuap.

Disadur dari : https://fkip.umsu.ac.id/2023/09/12/jenis-jenis-majas-dan-contohnya-secara-lengkap/

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑